Kamis, 31 Maret 2011

LAST TIME I SAW YOU...

Di sini..di sebuah Kapel tua ini dulu..

Kita berjumpa..

Kau keluar dari arah rumah sakit..

Dan aku dari Kapel tua di samping lorong itu..


Kau berhenti sejenak melempar pandang kearahku..

Dan tak ku hiraukan..

Aku tak berniat membalas pandanganmu..

Karena aku tidak tau siapa kamu..


Hari berlalu,suatu pagi kita bertemu lagi..

Di depan Kapel itu..

Lalu kau menyapaku..

Dan mengatakan bahwa kau sedang menunggu ayahmu yang sedang di rawat..


Kau bertanya padaku:"Kamu tinggal di mana dan kuliah di mana?"

Ku jawab sekena ku:"Aku kuliah di depan sana dan tinggal di belakang sana"

Sambil aku menunjuk kearah yang ku maksud..

Kau menjawab:"Perawat di sini ya"..ku jawab dengan acuh:"Mungkin"..


Ku lempar senyum sambil berlalu..

Dan kau mengikutiku..(dalam hatiku berkata:"nekad amat jadi orang").

Kau mengulurkan tanganmu..

Sambil berucap:"hai kenalkan,aku...(kau sebut namamu)


Ku sambut tak acuh..sambil menyebut namaku..

Dan kemudian kau mengulang nama ku..

Sambil berucap:"namanya unik"..

Dan aku suka...begitu ucapmu..


Kala itu tak sedikitpun kau mampir di benakku..padahal kau tampan..

Aku tetap acuh..

Besoknya kau seolah olah menungguku di depan kapel itu..

Sambil memainkan kunci mobilmu..


Kau berkilah sedang menunggu mama mu..

Padahal yang ku tahu beberapa waktu kemudian kau sengaja menungguku..

Untung untungan kalau ketemu..

Begitu ujarmu..


Singkat cerita..setelah sekian lama,kitapun menjalin relasi khusus..kau ulet..

Banyak hal lucu dan romantis yang kau lakukan..

Tak pernah kau lupa membelikan seikat mawar merah..

Yang selalu rutin ku trima seminggu dua kali..


Kaulah pria keturunan Arab Minang itu..

Cukup tinggi besar untukku yang bertinggi hanya 155 cm..

Kau yang selalu dengan senyum manismu..

Tak terlalu hitam,berhidung cukup mancung..


Hanya enam bulan kita menjalin hubungan khusus..

Dan aku perlahan menjauhimu,karena perbedaan keyakinan kita..

Walaupun orang tua mu tak keberatan dengan hubungan kita..

Asal kau tak pindah keyakinan saja..


Tapi orang tua ku pasti tak akan menyetujui hubungan kita..

Karenanya aku memutuskan hubungan kita..

Walaupun kita sudah sepakat untuk pada keyakinan masing masing..

Tapi orang tuaku pasti menentang..dan orang tuamu menyerahkan pada kita..


Aku tau orang tua mu sudah menyerah..

Karena abangmu juga menikah dengan orang yang beda keyakinan..

Tapi mereka baik baik saja..

Dan ketika kau memilihku,orang tua mu setuju setuju aja..


Tak pernah ku lupa..

Saat itu menjelang Paskah..

Kau menemaniku,ikut beribadah di gereja ku..

Mulai dari Kamis Putih,Jumat Agung..sampai misa malam Paskah..


Dan semua itu kau lakukan karena keikhlasanmu..

Untuk menerima perbedaan yang ada..

Dan katamu itu adalah tanda keseriusanmu pada ku..

Tanpa kau harus mengikuti keyakinanku..


Aku sangat menghargai itu..

Dan itu nilai lebih untukmu..

Maafkan aku..yang telah melukai hatimu..

Karena aku sangat menyayangi dan menghormati orang tuaku..


Tak mungkin aku meneruskan hubungan kita sebagai sepasang kekasih..

Berteman denganmu pun aku tak sanggup..

Aku tau betul bahwa kau sangat mencintaiku..

Begitu pula sebaliknya..


Setelah aku selalu menghindarimu..

Kau limbung..sampai harus melibatkan orang tuamu..

Kau jatuh sakit..

Dan ibu mu menyalahkan aku..yang menurutnya mempermainkanmu..


Dengan memelas aku mohon padamu..

Dan bicara di sisi pembaringanmu di rumah sakit itu..

Tolong relakan aku..

Tak mungkin aku meneruskan hubungan ini..


Kalau papa ku tau aku menjalin hubungan denganmu..

Bisa di pecat aku sebagai anak..

Aku mohon pengertian darimu..

Tapi kau bersikeras kita akan menghadapinya bersama sama..


Aku tetap tak bergeming..

Karena aku tau betul bagaimana watak papa ku..

Beliau bukan papa mu yang masih ada kata kompromi..

Jadi cukup sampai di sini hubungan kita..begitu kata ku kala itu..


Dan kau membuang mukamu..

Dengan ketus kau berkata bahwa aku gak punya nyali..

Ya..begitu jawabku..maafkan aku..

Dan aku berpesan padamu:"Segera selesaikan skripsimu,tunjukkan bahwa kamu laki laki yang kuat"


Setelah itu aku berlalu dari kamarmu..

Aku berpamit pada mama mu..

Seraya permohonan maaf ku sampaikan..

Ibu mu melepasku dengan berat..


Tak sampai setahun setelah hubungan kita berakhir..

Aku menikah dengan pria lain,ya..dia chines Padang..

Ketika itu banyak yang menduga aku menikah denganmu..

Karena tersebar di kalangan teman teman aku menikah dengan orang yang berasal dari Padang..


Dan tentu saja itu bukan dirimu..

Tiga tahun setelah pernikahanku..dan aku wanita beranak dua itu..

Ketemu lagi denganmu di sebuah apotik..

Kau terpana aku terpana...


Kau sendiri..aku dengan anak anakku dan suamiku..

Kaku..dan salah tingkah..itulah reaksi kita kala itu..

Lirih kau berujar..selamat ya..

Dan kau pun berlalu...


Tak di nyana tak di duga..

Tiga hari yang lalu kita berjumpa di sebuah supermarket..

Hampir aku tak mengenalimu..karena kau terlihat jauh lebih gemuk..tapi masih tampan..

Seorang anak perempuan,cantik dan lucu,menggandeng tanganmu..


Dan itu adalah putri bungsumu..

Begitu kau mengenalkannya padaku..

Ujarmu padaku:"Aku grogi banget ketemu kamu lagi,kamu tetap cantik dan tambah putih"

Ahh..bisa saja ujarku..basi ahh..dah tua nih..


Kita tak banyak bicara..

Karena aku juga sangat grogi..

Entah apa katamu..kalau kau tau kini aku telah sendiri..

Aku berbohong padamu mengenai statusku..


Aku hanya mengatakan bahwa anak anakku sudah bujang semua..

Bahkan sudah ada yang menyelesaikan kuliahnya..

Dan suamiku bekerja di Padang..

Maafkan aku tak memberimu nomor hp ku...


Aku tau kau add aku di facebook ku..

Aku baca pesanmu ke inboxku..

Bahwa kau masih mencintaiku..

Dan sulit untuk melupakan..


Maaf aku tak membalas pesanmu..

Maaf juga aku tak bisa confirm kamu..

Status kita berbeda..jalan kita berbeda..dan aku tak ingin merasuki rumah tanggamu..

Biarlah..semua telah berlalu..


Tak ada yang perlu di rajut lagi..

Tak ada yang perlu di ulang lagi..

Tak ada yang perlu di bahas lagi..

Biarlah semua jadi sejarah hidup kita..


Melalui sebait lagu ini..

Aku mengatakan padamu..

Will you remember me the way i remember you.

Will you be the same, last time i saw you, you are the sweetest.

Every moment with you, is the sweetest one..

Rabu, 30 Maret 2011

BERSAMA DINGINNYA MALAM....

Semilir angin di malam ini..

Menemani temaramnya malam..

Di tingkahi oleh suara jangkrik..

Sesekali di sinari oleh kerlap kerlip kunang kunang..


Tak nampak bintang di langit nan luas...

Gelap gulita nun jauh di sana..

Beranjak menghantar larutnya malam..

Menina bobokan para penghuni bumi..


Udara dingin mulai menyergap..

Merasuki pori pori kulit..menyejukkan..

Hening..sunyi..menentramkan hati..

Membawa kepada suasana untuk introspeksi diri..


Jauh merasuk ke relung jiwa...

Kebesaran sang penguasa semesta..

Yang masih memberikan napas kehidupan..

Untuk merasakan dan menikmati karunianya sepanjang hari..


Bersimpuh aku di keremangan malam..

Merendahkan hati..menyucikan pikiran..

Perlahan memasuki suasana hening..

Menghantarkan komunikasi kepada yang Illahi..


Lebih jauh..dan lebih jauh..

Merasakan persekutuan yang dalam dengan Tuhan..

Tiada kata terucap dari bibir..

Yang ada hanya hati yang bicara..


Ku bersyukur akan kasih setia Tuhan..

Yang tak pernah habis di hidupku..

Seperti arus air yang selalu mengalir dan mengalir..

Tak pernah berhenti..


Malam semakin larut..

Semakin hening...sunyi..sepi..

Ku rebahkan badan..ku pejamkan mata..

Dan bersama dinginnya malam ku terlelap..

ADA SENI UNTUK BERKATA KATA..

Adalah penting mengganggap lidah sebagai pelayan kita.Dan kita adalah tuannya.Lidah akan melakukan perintah kita.Lidah harus mengucapkan apa yang ingin kita ucapkan,dan bukannya berceloteh tak terkendali.Sayangnya,bagi kebanyakan dari kita,lidahlah yang menjadi tuannya dan kita menjadi budaknya.Kita terpaksa mendengar apa yang"ia"ucapakan atas nama kita dan tampaknya kita tak mampu menghentikan ocehan"nya".Jika kita tak mampu mengendalikan ucapan kita,maka yang terjadi adalah bencana.Perlu di ingat bahwa apa yang sudah terucap dan itu sudah terlanjur terdengar oleh orang lain,serta menyakitkan,adalah sulit untuk meralatnya kembali,sekalipun dengan permintaan maaf.

Sebagian orang bersumpah untuk diam setelah mengalami pengalaman buruk akibat kata kata yang salah.Mereka kemudian sungguh sungguh menjaga lidah mereka,agar kata kata yang salah tak meloncat keluar dari bibir.Namun jika kita hidup dalam masyarakat,bisakah kita bertahan diam selamanya?Kita tak bisa menghindari masalah dengan berbicara ataupun diam saja.

Ada sebuah kisah yang saya ambil dari salah satu buku,begini ceritanya:
Dahulu kala ada seorang bhiksu yang memiliki ajudan yang malas yang selalu bangun kesiangan.Suatu hari ia membangunkan anak itu dan menegurnya:'Engkau masih saja tidur!Kura kura saja sudah keluar dari empang berjemur di matahari."

Ketika itu,lewatlah seseorang yang sedang mencari kura kura untuk di buat obat bagi ibunya yang sedang sakit dan kebetulan ia mendengar ucapan bhiksu ini,lalu ia pergi ke empang.Dan benar saja,ia menemukan banyak kura kura yang sedang berjemur.Ia menangkap beberapa ekor,tanpa sepengetahuan bhiksu tadi.Kemudian ia pulang dan memasak sop kura kura untuk ibunya.Namun ia tak dapat melupakan bhiksu tadi.Dan sebagai ungkapan terima kasihnya kepada bhiksu,ia memberikan sebagian sop kura kura kepadanya dan menjelaskan bahwa berkat perkataan sang bhiksu ia bisa mendapatkan kura kura.Bhiksu itu kaget sekali mengetahui bahwa ucapannya telah menyebabkan matinya kura kura,lalu ia bersumpah untuk tidak berbicara lagi.

Beberapa waktu kemudian bhiksu ini sedang duduk di beranda Viharanya.Ia melihat seorang buta sedang berjalan menuju empang.Ia berniat menghentikan orang buta itu,tapi ia teringat sumpahnya.Waktu pikirannya masih bimbang tentang apa yang harus ia lakukan,orang buta itu tercebur ke dalam empang dan basah kuyup.

Kejadian ini tentu saja membuat bhiksu tidak enak hati,dan membuatnya sadar bahwa ia tidak bisa hidup di dunia ini dengan berbicara atau diam saja.

Kita mesti menggunakan akal sehat untuk bisa bertahan hidup di dalam dunia ini dan berbicara atau diam pada saat yang tepat.Selalu ada waktu di hidup ini..Ada waktu untuk berduka,ada waktu untuk bersuka,ada waktu untuk berkata,ada waktu untuk berdiam.

Dan ada seni untuk berkata kata,yakni berbicara dengan lembut dan sopan,bukannya kasar dan kotor.Kita mesti belajar bicara pada waktu dan tempat yang tepat jika kita hendak menghindari konflik dan celaan.Pandai pandailah memilah milah,mana yang perlu di bicarakan mana yang tidak.Apalagi kalau itu merupakan pembunuhan karakter terhadap orang lain.Intinya janganlah doyan menggosipkan orang..lebih baik tengoklah ke dalam diri sendiri,benahi diri untuk menjadi lebih baik.

Jadi pikirkanlah baik baik setiap ucapan kita,semoga apa yang kita ucapkan senantiasa membawa kebaikan bagi orang lain.Karena ucapan adalah doa..

Selasa, 29 Maret 2011

BIARLAH SEMUA SEPERTI AIR MENGALIR..

Suatu ketika putra bungsuku,mengatakan bahwa dia memikirkan:

Siapakah yang akan menemaniku di hari tuaku..?

Jangankan di hari tua..sebentar lagi putra sulungku akan meniti karier..

Entah di kota mana?Dan si bungsuku tahun depan akan slesai dengan program sarjana nya..

Pasti akan bekerja juga..itupun entah di kota mana..

Bahkan mungkin mereka bisa saja bekerja di luar negeri..

Dan tak mungkinlah aku mengikuti mereka..

Kecuali kalau mereka menghendaki dan keadaan memungkinkan..

Bagiku adalah tak pantas aku mengatur hidup anak anakku..

Apalagi kalau kelak mereka sudah berkeluarga..

Sudah sepantasnyalah mereka membagi perhatian,kasih dan cintanya pada wanita lain,selain aku..

Aku akan slalu ada untuk anak anakku dalam keadaan apapun,jika mereka butuh aku..

Suatu masa kelak..jikapun ragaku tak di dunia lagi..

Aku akan tetap mendampingi anak anakku,dengan alam yang berbeda..

Aku tak ingin menghalangi masa depan anak anakku dengan mencemaskan kesendirianku..

Aku tak ingin anak anakku mencemaskan masa tuaku..

Aku meyakinkan pada kedua putraku..

Bahwa kalau Tuhan menghendaki..pasti akan ada yang mendampingiku sebagai seorang suami..

Tetapi itu pun juga bukanlah jaminan bahwa di hari tua ku kelak aku tak akan sendiri..

Tidak ada yang pernah tahu batas umur manusia..

Orang yang punya pasanganpun suatu saat pasti akan terpisah oleh kematian..

Entah siapa yang duluan pergi..suami kah atau istri..

Semuanya misteri Illahi..

Itulah yang aku katakan pada anak anakku..

Jadi..tidak perlu mencemaskan keadaanku..ibu mereka..

Aku akan baik baik saja..yang terpenting bagiku..anak anakku bahagia lahir batin..

Dan aku hanya berpesan pada kedua putraku:

Jika suatu saat,aku sudah tak sanggup lagi untuk melakukan aktifitas..

Masukkan saja aku ke Panti Jompo..

Aku yakinkan pada anak anakku,bahwa itu akan jauh lebih baik secara fisik dan psikis..

Dan Panti Jompo bukanlah tempat"pembuangan"untuk orang orang tua

Jadi..tak perlu merasa bersalah..

Toh masih tetap bisa bertemu,dengan kunjungan anak anak..



Dan di tahun ini usiaku genap 44 tahun..

Sudah cukup "berumur"..

Secara pribadi aku merasa semakin matang dan dewasa...

Aku tetap enjoy dan semangat dalam menjalani kehidupanku..

Sekalipun dalam segala keterbatasanku sebagai seorang single parent untuk kedua putraku..



Kebahagiaan sangat terasa,ketika putra sulungku bisa menyelesaikan studi sarjana nya..

Terasa baru"kemarin"mengantarkannya ke sebuah Kelompok Bermain,Taman kanak kanak...

Tak terasa bulan depan si sulung wisuda sarjana..

Dan saat ini dia sibuk mengirimkan email untuk lamaran kerjanya..

Ahhhhh...masih rasanya aku tak percaya..

Kalau dia sudah akan memasuki dunia kerja..(thanks God)

Dan inilah awal proses kehidupan selanjutnya dari si sulungku..(sukses slalu untuk mu nak)



Dan ketika nanti anak anakku harus meninggalkan aku karena pekerjaan dan masa depan mereka..

Akupun tak perlu merasa cemas akan kesendirianku..

Banyak hal positif yang bisa aku lakukan untuk mengisi hari hari ku..

Sebagai seorang ibu,ku akui berat harus berpisah dengan anak anakku..

Namun aku harus rela melepas demi masa depan mereka..

Aku masih bisa bolak balik mengunjungi mereka..

Itulah yang selayaknya harus ku lakukan..



Soal seorang pendamping,bukanlah prioritas utamaku..

Tak ku cemaskan..biarlah Tuhan yang atur..

Tak ingin aku sesumbar,bahwa aku tak akan menikah lagi..

Atau bahkan tak membutuhkan siapapun..

Aku tetap makhluk sosial..

Tetapi aku akan selalu berhati hati..

Dan tentu akan memutuskan segala sesuatu dengan penuh pertimbangan..

Dan biarlah semua seperti air mengalir...

Aku tetap akan membuka hatiku untuk hal hal yang terbaik..

Dan biarlah Tuhan menjadikan semua indah pada waktu_Nya.

Senin, 28 Maret 2011

SEIRING WAKTU BERJALAN..

Masa muda bagaikan kembang..

Seiring waktu berjalan..usia bertambah..

Masa senja suatu saat akan tiba....

Kita akan menua..seiring dengan perjalanan hidup yang menyertai...

Berbagai hal kita lalui..semua begitu cepat..

Laksana api menjalar..

Melalui padang,bahkan mungkin semak berduri..

Tiba tiba ada di depan mata kita..


Lahir dan mati..seperti matahari yang terbit dan terbenam..

Datang dan pergi..

Tangis dan tawa,silih berganti..

Tahukah kita..bahwa kekuatan dan kesehatan akan meninggalkan kita suatu kala..?


Kematian laksana lampu minyak yang kering...

Meredup dan meredup setelah kedipan terakhir..

Di dunia ini tiada yang kekal..

Tidak ada!sadarilah!


Ketika kuat dan sehat..

Tak pernah terpikirkan penyakit bakal datang..

Bisa muncul bagaikan halilintar..

Penyakit,usia tua dan kematian..

Selalu bertemu seperti tangan dan mulut..


Kepahitan hidup datang silih berganti..

Seperti gelombang sahut menyahut..

Satu baru berlalu yang satu datang menggantikan..

Sakit dan nikmat datang dan pergi bergantian..

Seperti orang lalu lalang berpapasan di jalan...


Terkadang kesenangan dan kenikmatan..datang menyertai..

Kalau tak pandai mengendalikan diri..

Bisa seperti mandi di matahari..

Juga sementara,seperti badai salju..

Datang tanpa isyarat..


Saatnya siapkan hati..

Introspeksi diri..

Berdamai dengan diri sendiri.supaya bisa membuka pintu maaf..

Kepada siapapun yang pernah melukai hati..

Lakukanlah yang terbaik untuk orang orang yang kita kasihi..

Selama kita masih bersama mereka..

Sabtu, 12 Maret 2011

KETIKA...

Ketika..
Ku bersujud dikaki_MU..
Menikmati kehadiran_MU.
Kau berkata bahwa...
Kau cintaku,dengan kasih_MU yang sempurna..
Ketika..
Dengan segala kerendahan hati..
Aku menghadap pada_MU..
Bertelut lututku..bersimpuh dihadapan_MU..
Dari mulutku terucap:"Tak layak dan tak pantas aku datang pada_MU"
Namun layakkanlah aku..
Dengan segala kekuranganku..
Aku mohon ampun atas segala dosaku..
Baik yang aku perbuat disengaja maupun tidak..
Yang telah menyakiti hati_MU,juga anak-anakku,orang tuaku dan sesamaku..
Aku tahu tangan_MU akan selalu terbuka..
Pintu maaf_MU tak pernah tertutup..
Engkau akan menuntunku kepada jalan terang dan damai...
Asal ku letakkan setiap harapanku pada_MU..
Dan aku ingin lebih dekat kehadirat_MU..
Lebih dekat..lebih dalam bersekutu dengan_MU..
Masuk ke dalam hadirat_MU..
Sucikan hati..ku sisakan di relung hatiku yang terdalam..
Untuk mohon maaf dan memaafkan..
Untuk minta ampun dan mengampuni..
Ketika...
Aku merasakan urapan kasih pengampunan_MU..
Merasakan berkat_MU di hidupku..
Mengalir lembut di relung sanubariku..
Menyentuh ke dalam dasar hati..
Mengingatkan..betapa hanya kasih_MU lah yang bisa ku andalkan..
Melalui anak anakku,keluarga,sahabat dan sesamaku..kasih_MU menjadi nyata..
Mengalr..mengalir dan mengalir..
Ketika..
Jarum jam kehidupan terus bergerak dan berputar..
Tahun,bulan.minggu,hari,jam,menit.detik terus bergulir..
Begitu banyak peristiwa hidup yang terus terjadi..
Canda,tawa,tangis silih berganti..
Dan ketika ku sadari..
Hidup ini hanya sementara..
Ku datang tak membawa apapun..
Dan saat aku kembali keharibaan_MU..
Akupun tak membawa apa apa..
Selain hati sebagai hamba..
Dan yang akan ku titipkan di dunia ini adalah kedua buah hatiku..
Anugrah yang Kau berikan di hidupku..
Proses penciptaan yang pernah Kau tumbuhkan di rahimku..
Kemudian aku lahirkan..aku besarkan...
Aku berikan yang terbaik untuk buah hatiku..
Walaupun mungkin aku bukan ibu yang sempurna..
Tapi aku berusaha membenahi diri..tuk lakukan yang terbaik bagi mereka..
Dan sampai memutih rambutku..
Ajarku tuk tetap bersyukur..
Buat segala yang boleh terjadi dihidupku..
Dan bawa aku ketempat kediaman_MU..
Lebih dekat ke dalam kasih_MU..
Dan tak ada yang dapat memisahkan aku dari kasih_MU.

Ketika..
Kelak masa hidupku harus Kau ambil..
Aku mohon pada_MU..
Tuntun dan jagalah buah hatiku..
Jika mereka menghadapi masalah..
Bantu agar mereka tidak gampang menyerah atau putus asa..
Melainkan selalu bersandar pada_MU..
Jadikanlah mereka kuat..
Tuk mengarungi arus hidup yang semakin deras..
Dan oleh kuasa_MU..kedua buah hatiku beroleh kebahagiaan yang sempurna..
Dan mereka akan menjadi berkat bagi sesama..Amin..

Ketika....
Aku menyerahkan kepada_MU..
Seluruh penyertaan hidupku,hidup anak anakku ke dalam tangan_MU..
Rasa tenang hati ini..
Damai menyusup dan merasuk di jiwaku..

Dan..
Di saat ini tak habis aku mengucap syukur..
Atas napas kehidupan yang masih aku hirup..
Penyertaan dan kasih_MU sempurna di hidupku..

Minggu, 06 Maret 2011

KENANGAN DI BULAN MARET..

Bulan Maret..
Adalah bulan yang tak mungkin aku lupakan..
Ada beberapa momen yang takkan pernah terhapus dari memoriku..
Merupakan tonggak dalam kehidupanku..
Bulan dimana aku mengikrarkan janji perkawinanku 24 tahun yang lalu..
Kala itu aku berusia sembilan belas tahun..
Indah dan sakralnya janji suci itu..
Janji untuk setia sehidup semati..
Hanya maut yang memisahkan..
Mengalun syahdu lagu Ave Maria..
Membuat air mata menetes ketika sungkem pada kedua orang tua..
Ya masa itu telah lama berlalu..
Namun tak hilang dari ingatan..
Tetapi juga tak ingin aku mengenangnya..
Semua sudah berlalu..seiring perceraian yang terjadi dalam perkawinanku..
Dan di awal bulan Maret beberapa tahun yang lalu..
Kami berdua sepakat mengakhiri perkawinan kami..
Dan dia mantan suamiku..di bulan dan tahun yang sama juga menikahi wanita lain..
Setelah beberapa hari surat cerai keluar..
Di bulan ini pula aku merasa hidupku seperti dari nol lagi..
Tetapi di bulan ini juga aku menjadi"ANGEL" untuk kedua putraku..
Melindungi perasaan mereka..
Memberikan rasa aman pada mereka..
Meyakinkan bahwa mereka tak akan pernah kehilangan orang tuanya..
Meyakinkan tidak akan banyak yang berubah..
Meyakinkan dan menjamin bahwa mereka takkan kehilangan sosok ayah mereka..
Membuat mereka tidak membenci siapapun..apalagi ayah mereka..
Ku kerahkan segenap tenagaku untuk tetap survive bagi anak anakku..
Ku "besar"kan hatiku..
Untuk rela menerima kenyataan ini..walaupun aku tak ikhlas..
Bukan aku tak sedih..bukan aku tak menangis..bukan aku tak marah..
Tetapi aku membiarkan semua seperti air mengalir..
Sampai kemudian aku mampu menetralisir perasaanku..
Ada anak anakku yang sangat butuh aku..
Dan aku harus jadi pribadi yang tangguh..
Dan aku tak ingin menyalahkan siapapun..
Juga tak ingin membenci siapapun!
Apalagi ayah dari anak anakku..
Dan aku berjuang untuk tidak menghiraukan gonjang ganjing omongan orang lain...
Yang gak tahu apa apa..tapi seolah olah mereka paling tahu..
Kutegakkan kepalaku..ketika mendengar omongan tak enak orang lain..
Ketika ada yang mengasihani aku..
Dan akupun tak ingin di kasihani..
Karena ini bukanlah akhir dari segalanya..
Banyak kasus seperti yang ku alami terjadi juga pada orang lain..
Jadi mengapa aku merasa bahwa diriku yang paling susah??
Aku punya buah hati yang sangat aku cintai..
Dan mereka butuh aku..mereka tanggung jawabku..
Tak perlu waktu lama untuk aku pulih..
Dan tak perlu ku ratapi lagi atas semua yang sudah terjadi..
Dan janjiku pada anak anakku..
Bahwa mereka tidak akan kehilangan figur ayah dan ibunya...
Terwujud dengan kerja sama yang baik antara aku dengan ayah dan keluarga barunya..

Ada lagi kenangan yang lebih penting dari semua kejadian di atas..
Dan kenangan ini sampai sekarang tetap membuat aku meneteskan air mata..
Kala aku ingat kembali..kenangan bersama ibuku..
Di awal bulan Maret tahun 1999..
Enam bulan sebelum beliau wafat..
Ketika itu aku memilih pulang ke Pontianak sejenak..
Tanpa di dampingi oleh suami dan anak anakku..
Begitu banyak pembicaraan dari hati ke hati antar aku dan mama..
Entah mengapa beliau seperti curhat padaku..
Banyak sekali cerita dan uneg uneg beliau yang selama ini tak ku ketahui..
Namun banyak juga nasehat beliau untukku dalam mengarungi rumah tangga..
Dan takkan pernah ku lupakan,
Kala itu aku "menyingkirkan" papaku ke kamar lain..
Tentu saja agar aku bisa tidur dengan mamaku..
Dan bak seorang putri kecil..
Aku merengek meminta mamaku mendongeng..seperti ketika aku masih kecil..
Besoknya aku minta mamaku menjahitkan piyama untukku..
Seperti juga ketika aku masih kecil..memakai piyama jahitan mamaku..
Tak terasa seminggu sudah aku menghabiskan waktu bersama mamaku..
Kerinduanku pada suami dan anak anakku kala itu..
Membuatku tak bisa berlama lama di Pontianak..
Berlinang air mata mamaku ketika melepas keberangkatanku di Bandara..
Akupun tak kuasa menahan tangis..
Seraya kupeluk mamaku..
Aku berjanji akan meluangkan waktu untuk pulang kembali suatu saat..
Dan itulah pertemuan terakhirku dengan mama..
Tak pernah terbayangkan kalau enam bulan kemudian..
Mamaku pergi untuk selama lamanya menghadap yang Illahi..
Beliau kena serangan jantung..padahal pagi harinya kami masih bicara via telpon..
Dan malam harinya jam 23.00 mama wafat..
Sebelumnya tak ada tanda tanda beliau sakit..
Dan inilah hal terberat yang aku alami dalam hidupku..
Kehilangan mama untuk selama lamanya..
Dan aku seperti tak punya kaki lagi untuk berdiri..
Jiwaku hampa,hatiku kosong..seolah olah hidupku juga berakhir..
Dan janji yang ku buat di bulan Maret itu..
Untuk pulang menemui papa mama terwujud..
Aku bersama suami dan anak anakku..pulang dan...
Hanya di sambut oleh sosok mama yang telah diam..
Dan tak memeluk aku dan anak anakku..seperti dahulu..
Tak ada sapa lembutnya..tak ada senyumnya..
Mama telah membisu..jiwanya bersama Bapa di surga..
Di wajahnya tergambar ketenangan..
Aku menangis..aku meraung..aku meratap..
Ku teriakkan Tuhan tak adil di samping peti mama..
Tak ku pedulikan para pelayat..
Tak ku pedulikan anak anakku lagi..
Aku histeris ..dan aku menangis tak henti sejak dari kota Padang..
Di mana aku dan keluarga menetap kala itu..
Aku tersadar ketika suara putraku memanggilku:"Mami.."
Dan putraku menghapus air mataku dengan tangan mungilnya..seraya berkata:
Mami..harus kuat..kan masih ada "saya,adek sama papi"demikian kata si sulungku..
Nenek sudah tenang mami..hayo kita doa..
Ku belai dan kupeluk anak anakku..
Ya..aku harus kuat..ada anak anakku yang masih sangat membutuhkan aku..
Tentunya mama akan sedih kalau aku menelantarkan cucunya..
Dan kembali aku kuasai diri..kala itu suamiku memapah aku untuk menjumpai papa..
Ku peluk papa,ku lihat mata beliau sembab..
Lirih terdengar ucapan papa:"jangan nangis lagi ya nak..papa gak kuat kalau kalian nangis"
Ku jawab dengan isakan:'Ya pa..gak aku gakkan nangis..tapi aku kehilangan mama..pa?"
Papaku menjawab:"Ya kita sama sama kehilangan..hayo kita saling menguatkan"
Dan tiga hari jenazah mama di semayamkan di rumah..
Tak putus doa dan pujian kami lantunkan..di sertai isak tangis kami putra/i nya.
Hari ketiga jenazah mama di kebumikan..
Kembali sedih yang tak bisa di kendalikan merasuk jiwaku...
Mulai dari melepas jenazah dari rumah..ke Gereja..ke pemakaman..
Air mata mengalir deras..ku kuatkan hati untuk melantunkan lagu
"Di Doa Ibuku Namaku Di sebut"
Dan jasad mama menyatu dengan bumi..
Jiwa mama bersama Bapa di surga..

Tak pernah habis doa dan air mata mengiring kepergian mama..bahkan sampai saat ini..
Dan di bulan Maret dua belas tahun yang lalu..
Terakhir aku bertemu dan berbincang bincang dengan mama..
Piyama,kain sarung mama,boneka yang beliau belikan untukku sebelum aku menikah pun masih menemani tidurku sampai saat ini..
Bahkan dongeng dongeng beliau ketika aku kecil..
Masih aku simpan dengan baik di memoriku
Dan aku tahu saat ini mama pasti melihatku menuliskan catatan ini..
Betapa aku kehilangan mama..
Air mataku masih sering menetes kalau ingat mama..
Tapi aku tahu..ada cucu cucu mama yaitu kedua putraku yang butuh aku..
Dan aku harus kuat..aku ingin menjadi ibu yang seperti mamaku..
Lembut,telaten,kuat dan sabar..
Kini cucu beliau,putra sulungku..sudah sarjana..
Seandainya papa mama masih ada di dunia ini..
Tentu mereka akan sangat bangga pada cucunya..
Pa...Ma..aku merindukan kalian..dampingi aku terus ya..

Sabtu, 05 Maret 2011

Libatkan DIA di hidupmu dan di hatimu

Hampir sepanjang hari ini,pikiranku di penuhi dengan wajah wajah orang di luar keluargaku yang pernah sangat dekat dengan kehidupanku.Mereka adalah terdiri dari sebuah keluarga.Sepasang suami istri dengan tiga orang anak,dua putra dan satu putri.

Karena sesuatu dan lain hal,yang saya kira tak perlu dibahas,pasangan suami istri ini memutuskan untuk mengakhiri biduk perkawinan mereka,dengan kata lain mereka memutuskan untuk bercerai.Keputusan ini di ambil setelah melalui jalan yang cukup panjang dan dengan waktu yang cukup lama untuk berpikir.Dan di penghujung tahun lalu mereka memutuskan untuk konseling pada sahabat mereka,yaitu saya.Mereka memutuskan untuk konseling pada saya,karena menurut pasangan ini,saya cukup mengenal mereka.Dan tentunya mereka menginginkan saya bisa bersikap obyektif.Ketika saya mendengar keinginan mereka untuk konseling pada saya,bukan hal yang mengagetkan untuk saya,karena diawal tahun lalu,sang istri pernah sedikit curhat,sebagai sesama wanita.Dan secara bercanda kedua pasangan ini mengatakan:"Kalau konseling sama kamu..yang jelas kita gak usah bayarkan Bin?Tentu saja mereka bercanda"Hahahaaa..saya tertawa...Yayaya..seperti kedua putra saya bilang:"Pekerjaan mami adalah "kerja bakti"Ok..gak apa apa,saya senang dengan pekerjaan saya,bukan materi yang saya cari,tetapi kepuasan batin manakala bisa berbuat yang terbaik untuk orang yang sedang dilanda masalah.Saya menjadi kuat karena berbagai pengalaman hidup yang saya alami.

Saya tidak ingin membahas masalah kedua pasangan ini secara detail,karena ini adalah masalah "dalam negeri orang lain"saya pribadi sangat menyayangkan berakhirnya perkawinan mereka di Pengadilan Agama.Segala daya upaya sudah saya lakukan untuk menyelamatkan ikatan suci perkawinan mereka,tetapi apa mau dikata,yang merasakan mereka,yang menjalani mereka.Ketika pada akhirnya saya menyerah dengan keputusan mereka,dan dengan sangat saya mohon kepada kedua pasangan ini untuk tetap menjadi tim yang solid dan kompak dalam membesarkan putra/i mereka.Ini semua harus di lakukan untuk meminimalisir dampak buruk dari perceraian kepada perkembangan psikis anak anak.Dan pasangan ini mengiyakan bahwa mereka akan tetap memperhatikan dan ada untuk anak anak mereka.Lega hati ini mendengarnya..

Namun seiring berjalannya waktu,ketika sedang menunggu proses cerai,sang istri memilih untuk pergi dari rumah,tanpa membawa anak anak,karena memang dia tidak punya tempat tinggal lain,selain rumah yang mereka tempati bersama.Kepergian sang istri karena sudah tidak tahan dengan pertengkaran yang tak pernah reda.Dan ternyata kepergian sang istri kembali menjadi alasan sang suami untuk meluapkan amarahnya.Kembali lagi saya dilibatkan oleh mereka berdua.Dan seperti sebelumnya,saya tidak memihak pada siapapun.Karena dua duanya bagi saya sahabat yang sudah saya anggap sebagai keluarga.Dan mereka punya argumen masing masing untuk membenarkan sikap mereka.

Akhirnya saya katakan kepada mereka berdua:"Saya tidak akan memberikan solusi apapun untuk masalah pribadi kalian,karena toh kalian sudah memutuskan untuk bercerai,dan biarlah pengadilan yang memutuskan,toh nanti akan ada mediasi juga,yang sangat saya inginkan adalah kalian berdamai untuk anak anak kalian,supaya kalian punya kata sepakat untuk membesarkan mereka bersama,walaupun mungkin nanti status kalian bukan suami istri lagi"Dan jawab mereka:" Saya mau Bin.tapi saya mau"Dia"begini nih!"Tak perlulah saya tuliskan alasan dan syarat_syarat masing masing pihak.

Kemudian saya cari jalan tengah..ok sang istri sudah memilih pergi dari rumah,dan mereka sudah sepakat bahwa nanti hak asuh anak jatuh pada sang suami,tapi saya minta pada sang istri agar meluangkan waktu untuk mengurus dan mengunjungi anak anak.Kemudian saya sarankan agar mereka berbicara dengan guru dari tiap tiap anak mereka.Ini semua dilakukan agar dari pihak sekolah tahu kondisi anak didik mereka,sehingga diharapkan lebih memahami dan memprioritaskan pendampingan pada anak dengan kasus seperti ini.Saya juga meminta ijin pada sang suami untuk memperkenankan sang istri mengunjungi anak anak mereka dan memberikan ruang dan waktu untuk kebersamaan sang ibu dengan anak anak.Dan pasangan ini setuju dan kemudian kami membuat kata sepakat,sekali lagi saya tekankan kepada mereka,tolong jangan tambah lagi beban mental anak anak dengan pertengkaran dan permusuhan.

Dan ternyata kesepakatan ini tak lama mereka pegang.Entah siapa yang memulai,bagi saya gak penting saya cari siapa penyulutnya.Toh hampir setiap hari saya menerima sms dari pasangan ini yang saling mengirimkan sms dari masing masing pihak yang isinya caci maki,intimidasi dan selalu di awali dengan kata:"Bin..ini sms dari..dia sebutkan nama suami/istrinya.."Tapi memang kebanyakan saya menerima sms dari sang istri yang isinya adalah cemohan dan sedikit kata kasar dari suaminya.Sampai sampai sang istri mengatakan:"aneh..koq dia(dia sebutkan nama suaminya)jadi kasar begitu ya,itu bukan dia yang saya kenal 16 tahun yang lalu Bin?"Dan sms mereka akan selalu saya balas,tidak usah ditanggapi dengan balasan kata kata yang menyakitkan lagi.Sampai kapan kalian berdua saling menyakiti?kembali saya selalu mengatakan:"kasihan anak anak kalian..coba kalian yang berada pada posisi mereka,dengan orang tua yang gak pernah habis untuk selalu bertengkar,bagaimana perasaan kalian?"Sakit,sedih,hancur..tauuuu!"Tolong kalian libatkan Tuhan untuk melunakkan hati kalian dan biarkan Tuhan campur tangan,beri ruang dihati kalian untuk Tuhan dan "hipnotis"diri kalian dengan kata"DAMAI dan DAMAI".Begitulah kurang lebih bunyi sms yang saya kirim untuk pasangan ini.

Tak ingin saya membahas masalah pribadi orang.Tapi biarlah ini menjadi pembelajaran hidup untuk kita semua.Dan di hari ini putra bungsu dari pasangan ini berulang tahun yang ke tujuh(saya tahu karena saya melihat di wall facebook kakaknya)Tadi saya menelpon ibunya,mengingatkan bahwa putra bungsunya berulang tahun.Dengan nada suara tercekat,dia mengatakan:"Ya..tapi saya gak bisa menghubungi anak anak saya"Dan saya jawab:"Ok..biarkan dulu semuanya reda..percayalah niat kamu yang selalu baik dan amat sangat baik pada ketiga buah hatimu,begitu juga dengan suamimu(karena masih dalam proses cerai,tentu saat ini status mereka masih sebagai suami istri)..pasti akan di dengar oleh Tuhan dan akan ada waktu dimana Tuhan akan membuat semua indah pada waktunya..karena setiap niat yang baik,Tuhan akan selalu berkati,saya dan kamu beda keyakinan,namun Tuhan kita satu dan sama,tetap semangat dan selalu kendalikan emosi"Dan dia menjawab:"Bin trima kasih kamu selalu membuat saya tenang"

Dan saya tidak memihak siapapun dari salah satu pasangan ini.Dan segala daya upaya sudah saya lakukan agar perkawinan mereka selamat,tetapi mereka sudah menentukan jalannya masing masing.Yang saya inginkan adalah agar mereka mengurangi dampak buruk dari perceraian ini terhadap anak anak mereka,dengan cara menyingkirkan egoisme,kemarahan karena sakit hati terhadap satu sama lain,berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan pasangan,ini wajib dilakukan untuk kepentingan anak anak!Harus punya kerendahan hati untuk mengalahkan segala rasa sakit hati demi perkembangan jiwa yang baik dan stabil bagi anak anak.

Saya tidak menggurui orang lain,semua saya katakan karena saya juga mengalami perkawinan yang kemudian bercerai,tapi dari sejak semula saya kalahkan ego,sakit hati saya,tanpa harus saling menyalahkan,karena saya berprinsip dan selalu mengganggap bahwa kami sama sama salah!Ini semua saya lakukan demi meminimalisir dampak buruk terhadap perkembangan mental anak anak kami.Dan terbukti luka di hati anak kami dengan cepat"mengering"Mereka menyaksikan saya dan papinya tetap bisa bersahabat,sekalipun dengan status yang beda dan papinya sudah berkeluarga lagi,dan kami tetap jadi tim yang solid untuk membesarkan anak anak.

Tuhan akan selalu menjadikan segalanya INDAH PADA WAKTUNYA,jika kita melibatkan Tuhan dalam setiap perkara yang boleh terjadi dihidup kita.

Jumat, 04 Maret 2011

CINTA SEJATI...

Tak ada jalan pintas.
Kepada kebahagiaan dalam pernikahan..
Tak ada dua insan yang bisa hidup bersama dalam hubungan emosional yang intim dalam waktu yang lama..
Tanpa pernah mengalami kesalahpahaman atau perselisihan dari waktu ke waktu..
Ya..ada yang amat dibutuhkan untuk mengatasi segala perasaan...
Rasa cemburu,kecurigaan.karena ketidakpercayaan.kemarahan..dsbnya..

Berpikir bahwa pasangan tidak perlu melaksanakan sikap timbal balik..sikap memberi dan menerima..
Sama saja dengan mengganggap bahwa cinta dalam pernikahan adalah...
Hanya untuk meminta tanpa perlu memberi,berkorban untuk membahagiakan pasangan..
Tak ada yang sukses dalam pernikahan..
Kalau hanya didasarkan pada keserasian..
Alih alih mencari pasangan yang tepat...
Jika tanpa...
Memiliki sikap dan bersikap..
Saling menghormati..saling mencintai..saling memperhatikan satu sama lain..saling setia..saling melengkapi..

CINTA adalah...
PERASAAN dan PEMENUHAN BATIN..
Yang timbul dari pertumbuhan pribadi yang sehat..
CINTA bukanlah nafsu..
Tetapi cinta adalah anugrah rasa yang memakai nalar dan logika..
Dalam situasi dan kondisi apapun..
Cinta sejati takkan pernah pudar dan lekang di makan waktu..
Pernikahan yang bahagia..
Bukanlah pernikahan yang dijalani dengan "mata tertutup"..
Lihatlah kekurangan dan kelebihan pasangan..
Tak ada yang sempurna..terimalah kenyataan itu!
Belajarlah untuk berbagi derita dan bahagia..
Pernikahan adalah berkah..
Untai dan jalinlah komunikasi yang berimbang..
Kesabaran untuk saling memahami..menerima..dan memaafkan..
Cinta sejati tak cuma fisik..tapi cinta sejati adalah..
PERSEKUTUAN SPIRITUAL dan PERTEMUAN ANTAR PIKIRAN..
Hanya ada satu jalan untuk ditempuh bersama..
Namun..jalan itu tak selalu rata,berlubang dan kadang sulit..
Tetapi selalu merupakan "JALAN BERSAMA"..
Untuk mengarungi dan mengayuh biduk yang namanya PERNIKAHAN..
Dan berlabuh pada KEBAHAGIAAN yang hakiki..
Hanya maut yang dapat memisahkan raga..tetapi tidaklah jiwa..

Selasa, 01 Maret 2011

TAK INGIN...

Ketika mulutku tak mampu bicara..
Tuk mengungkap gundah, nestapa yang ada..
Ketika ku ingin marah dan protes atas sikap orang lain..
Ku coba untuk bersabar..
Tetapi semua ada batas..
Tak ingin aku terus menerus berusaha menyenangkan perasaan orang lain..
Tak ingin juga aku berbasa basi..capek..lelah..
Tak ingin juga aku memaksakan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraniku..
Tak ingin juga jika diri ini di nilai dengan seenaknya..
Bertemu pun jarang dan bahkan ada yang tidak pernah..
Bagaimana dengan gampangnya menilai siapa diriku..
Semua punya hak untuk menjawab..
Jika dirinya terusik oleh sikap atau kata kata orang lain..
Termasuk aku..akupun berhak menjawab!!
Yang tau diriku adalahTuhan,aku,anak anakku,saudaraku dan sahabatku..
Aku tersenyum..ku tahan emosiku..aku memilih diam..
Aku mengalah untuk kebaikan..
Bahkan kurela melepaskan sebuah pekerjaan kalau itu tak sesuai kata hatiku..
Kurela juga memutuskan hubungan dengan siapapun kalau tidak membawa dampak positif untuk hidupku..
Terserah..apapun kata orang..
Yang merasa dirinya di tolak..terutama untuk urusan rasa cinta..atau apapun itu..
Yang katanya aku angkuh!Tidak rendah hati!Merasa diri paling cantik..Oh no..no..no...itu bukanlah aku!!
Tak habis pikir dengan orang yang memaksakan kehendak..
Aku..adalah aku...dan aku tahu yang terbaik untuk hidupku..
Aku sudah pernah di kecewakan orang..
Aangkah bodohnya aku.. kalau aku membiarkan diriku kecewa lagi.
Aku belajar dari pengalamanku dan hidup orang lain..
Itulah yang membuat aku selalu berhati hati dan kuat serta teguh dalam pendirian..
Tak ingin aku di kendalikan..
Tak ingin aku di hargai hanya dari segi materi..
Tak ingin aku membenci orang lain..
Tak ingin aku menyalahkan orang lain..
Tak ingin aku merugikan orang lain..
Tetapi aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa...
Aku adalah seorang wanita,orang tua tunggal untuk anak anakku..
Dalam segala keterbatasanku..kesederhanaanku..
Tertatih tatih aku membesarkan dan mendidik anak anakku..
Aku berjuang untuk kebahagiaan anak anakku..
Aku menjadi ayah sekaligus ibu untuk anak anakku..
Dan Tuhan menjadikan segala indah pada waktunya..
Anak anakku tumbuh dengan pribadi yang tangguh..
Mereka bertanggung jawab akan kewajiban mereka..
Belajar dan menyelesaikan studi tepat waktu..
Dan..
Tak ingin aku di lecehkan karena statusku yang janda..
Tak ingin juga aku di puja puji karena keberhasilan anak anakku..
Anak anakku berhasil dalam pendidikan,karena usaha mereka..
Dan perjalanan mereka masih panjang..
Tuhan lah yang menjadikan kami tetap kuat..
Penyertaan Tuhan yang sempurna..membuat semua indah pada waktunya..
Dan..
Aku tak ingin bermasalah dengan siapapun..
Kalau aku terusik aku akan menjawab..aku akan membela diri..
Tetapi kalau memang di perlukan,aku bukan tipe yang sulit untuk meminta maaf..
Bahkan dalam posisi tidak salahpun aku bisa minta maaf..
Dan bagiku..lebih baik temanku sedikit..tapi membawa dampak positif untuk hidupku..
Aku hanya ingin hidup damai..seperti orang kebanyakan..
TAK INGIN aku marah pada siapapun..
TAK INGIN aku bersedih...untuk hal hal yang tidak penting!!
Aku akan slalu ada dengan senyumku..candaku..