Minggu, 30 Juni 2013

Kupandangi Langit Malam.

Senja merangkak perlahan,
menyongsong datangnya malam..
Gelap pun tiba..
Dari ketinggian  gedung aku melepas pandang,
di kejauhan tampak kendaraan hiruk pikuk,
berseliweran di jalanan yang cukup lengang..
sorot lampu menerangi malam bak bintang di langit nan luas..
Kudongakkan kepala,
kulepas pandang ke langit nan bebas...
Tak tampak bintang di sana..
Hanya awan putih berarak perlahan..
Dalam hatiku, aku bertanya : "Kemanakah bintang-bintang yang biasa menghiasi langit?"
Dan bulan juga tak nampak..
Ah..pikirku..
mereka pasti bersembunyi di balik awan,
Enggan menampakkan diri, walau sejenak..
Tak mengapa, pikirku..
angin malam yang bertiup lembut ini,
sudah cukup menyejukkan jiwa..
menghantarkan rasa syukur  kepada Sang Maha Pencipta..
atas nafas kehidupan yang masih diberikan..
atas keagungan alam semesta ini..
Dalam benakku terpikir,
mungkin esok lusa, bintang dan bulan akan muncul..
berkelip dan bersinar, menerangi malam,
menghantarkan penghuni alam semesta menghabiskan malam, menyongsong pagi ..
Terima kasih Tuhan atas hari ini..gumamku




Senin, 17 Juni 2013

Hadiah Terindah, Anugerah Terbesar

Tanggal sembilan belas Juni,
Dua puluh empat tahun yang lalu ketika kau lahir putra bungsuku,
Malaikat bernyanyi untukmu..
Nyanyian itu bergaung dalam air mata haru dan bahagiaku..
Melihat wajahmu yang polos, suci tanpa noda, mencuri hatiku, melegakan perasaanku..
Beruntai-untai kuucapkan syukur kepada Yang Maha Pencipta..

Kami membawamu pulang..
Dan memberimu nama, "Altobelino Enriko Verano"
Hadiah terindah dari Sang Maha Pencipta..
Anugerah terbesar di hidup kami, ayah dan ibumu ..
Hati-hati aku membaringkanmu di ranjang yang telah lama kami siapkan untukmu..
Kucium keningmu, bayi mungilku, bayi tampanku..
Malam-malam aku terbangun menyusui dan mengganti popokmu..
Lelah dan penat tak terasa..berayun-ayun kita bersama..
Menghabiskan malam, terlelap, menyongsong pagi..

Waktu bergulir, menguntai begitu banyak peristiwa penting di hidup kita..
Kau tumbuh besar, menjadi dewasa..
Menyelesaikan studimu dengan predikat terbaik..
Kau Sarjana Elektro ku, lulusan dari universitas ternama di negeri kita..
Betapa aku bangga padamu..
Kini kau meniti karier, belajar menjadi seorang profesional dibidangmu..
Ibu tahu, perjalananmu masih panjang..
Masa depanmu masih terbentang luas..
Karena itulah tak putus-putusnya doa ibu untukmu..
Untuk segala yang terbaik..
Ibu tak minta kau lepas bebas dari segala masalah,
Tapi yang ibu minta daya tahan, kekuatan fisik dan mental bagimu,
Pendampingan Tuhan untukmu, agar kau tak gampang menyerah, apalagi berputus asa..
Agar kau tak terombang -ambing di tengah badai dunia yang terkadang menakutkan..
Ibu percaya Tuhan akan selalu menjagamu, andalkanlah Dia nak..
Ibu berjanji, takkan menuntut banyak darimu, termasuk soal urusan jodoh dan menikah..
Asal itu baik, tidak merugikan dirimu dan orang lain..jalani saja..
Apapun itu, asal niat kita baik..Tuhan akan senantiasa merestui dan memberkati..

Nak. ibu menulis untaian-untaian kalimat untukmu,
dari hatiku yang paling dalam..yang kau miliki..
Di hari Ulang Tahunmu ini..
Ibu mau mengingatkanmu, bahwa di mana ibu hidup,
ibu akan selalu menjadi rumah yang damai bagimu ..
Ibu akan menjadi kemah doa untuk kebahagiaanmu, kesehatanmu, panjang umur, sukses dan bahagia..
Kehidupanmu diciptakan dalam cinta kami orangtuamu..
Tak ada kesalahan yang harus kaupikul..
untuk kami orangtuamu yang tak dapat hidup bersama..
Ibu dan ayah berjanji akan selalu ada untukmu..

Ketika ibu sakit beberapa bulan yang lalu..
Kau selalu ada untuk mendampingi dan menguatkan ibu..
Kau dan abangmu berjuang mengatasi biaya yang begitu besar untuk perawatan dan kesembuhan ibu..
Terima kasih yang tak terhingga dari ibu untuk kesetiaan dan bakti kalian berdua..
Tuhan yang akan membalas semua kebaikanmu dan abangmu..Amin..

Hari ini tepat dua puluh empat tahun usiamu ..
saat kusuapkan mie ulang tahun ke mulutmu, 
Ketahuilah bahwa, " Ibu bersamamu, kita akan selalu menjadi sahabat"
Kaulah sahabat terbaikku, nyawaku, malaikatku..
Kaulah perwujudan cinta kasih Tuhan untukku..
Tuhan akan selalu menjagamu nak,
memanjangkan umurmu, memberimu kesehatan, kesuksesan & kebahagiaan..Amin..
I love you my son..^_^



Reaksi Spontan.

Suatu siang aku berpapasan dengan seorang bocah laki-laki di depan pintu lift apartemen kami, mungkin berusia sekitar 8 tahun. Kami saling pandang dan melempar senyum. Untuk suatu keperluan akupun bergegas keluar. Sekitar setengah jam aku kembali dan menuju lift. Eh..ternyata bocah itu masih ada juga di depan pintu lift, mondar-mandir kayak strikaan. Akupun menyapanya duluan, "Koq gak naik-naik dari tadi?". Beruntun aku bertanya." Emang mau kemana dek?". Bocah itupun menjawab:" Mau ke atas, tapi aku belum mau naik" Akupun kembali bertanya: " Kenapa?". Gak kenapa-napa, jawabnya. Oooo...gitu ya, celetukku. Tak lama kemudian salah satu pintu lift terbuka, bocah itu menekan tombol naik, akupun masuk sambil mengajaknya untuk ikut masuk juga, tapi jawabnya:" Tante aja duluan, aku gak mau naik lift ini, kata temanku lift yang ini ada hantunya"..Hahhh, yang benar..seruku sambil bergegas keluar dari lift tersebut. Dan reaksiku itu sungguh sangat spontan ( kusadari kemudian, kalau reaksiku itu sebetulnya memalukan ^_^).

Penasaran aku bertanya pada bocah itu," Emang temanmu c'rita apa?" Jawab si bocah, " Temanku pernah dengar suara tangisan bayi, waktu itu dia mau turun dari lantai 21, tapi bayinya gak ada, cuman suaranya aja." Akupun nyeletuk:" Ah.. itu suara bayi benaran dari luar lift kaleee.." Bocah itupun menjawab dengan nada tertawa dan ngeledek aku:" Hahahaha..kalau tahu itu bohongan kenapa tadi tante takut dan keluar lagi dari lift?" Akupun tak mau kalah telak, ku jawab lagi:" Tadi itukan hanya reaksi spontan aja, gak takut koq, hantu itukan gak ada!" Bocah itupun gak mau kalah:" Hantu itu ada koq ". Belum sempat aku menjawab pintu lift lain di depan kami terbuka. Gak mau dianggap gak punya nyali oleh si bocah, aku bergegas masuk ke lift, disusul oleh seorang bapak, lalu kemudian si bocah juga ikut naik. Aku ke lantai 3, si bocah ke lantai 19. Di lift si bocah masih berusaha mempengaruhiku dengan mengatakan:" Tante, saya serius nih, hantu itu ada koq". Kehabisan kata-kata, aku hanya bisa melempar senyum padanya. Dan aku "terselamatkan", dari debat soal hantu dengan si bocah, ketika pintu lift terbuka, akupun bergegas keluar sambil mengatakan:" Dahhhh.."

Sesampai di kamar, aku tersenyum geli membayangkan kebodohanku, sambil menyesali, kenapa juga tadi aku keluar lagi dari lift itu, kena deh. Ketahuan juga kalau aku ini latah dan "sedikit penakut" ..Hehehe..^_^

Malam harinya aku bercerita pada kedua putraku mengenai perjumpaanku dengan si bocah serta pengalamanku siang itu. Putra bungsuku membayangkan si bocah akan berc'rita lagi pada temannya, bahwa dia telah berhasil menakuti seorang ibu.. Semoga saja tidak!^_^