Jumat, 21 Januari 2011

KETIKA MASA SENJA ITU TIBA..

Ketika...

langkahku mulai terseok bahkan nyaris tak lagi mampu tuk mengangkat kaki ini,

Pahamilah...

Bahwa dulu...aku begitu amat sabarnya menuntunmu belajar melangkah,

Menyemangatimu dan memberimu harapan yang terbaik bahwa,

Kau tidak hanya akan bisa melangkah tapi juga berlari.



Ketika...

Tutur kataku semakin tidak teratur bahkan nyaris membosankan dan tak dapat dimengerti,

Pahamilah...

Bahwa dulu...aku begitu bersabar mengajarimu mengeja tiap kata demi kata,

Dan...begitu bangga ketika kau mengucapkan satu kata pertamamu.



Ketika...

Telingaku mulai tidak peka, sehingga sering muncul kesalahpahaman di antara kita,

Pahamilah...

Betapa dulu...telinga fisik dan hatiku begitu peka dengan tiap ocehanmu,

Kata hatimu bahkan...bahasa tubuhmu.



Ketika...

Tanganku menjadi amat gemetar dan tak lagi mampu mengangkat satu sendok yang amat kecil itu,

Pahamilah...

Bagaimana dulu aku dengan setia menyuapimu dengan seluruh cintaku,

Berharap...dengan tiap suapan yang kau peroleh,

Kau bertumbuh dengan amat baik.



Ketika..

Tiap gerakanku mulai dan menjadi amat lambat bagimu,

Pahamilah...

Bagaimana dulu aku mengajarimu dengan penuh ketekunan,

Mengenakan pakaianmu sendiri, memegang sendok, gelas,dsb...

Tanpa pernah merasa bahwa kau terlalu lambat bahkan membuatku terlambat.



Ketika...

Pandangan mataku mulai rabun dan nyaris tak dapat melihat,

Pahamilah...

Betapa dulu...ketika matamu mulai terbuka,

Dengan sukacita aku menuntunmu tuk memahami,

Apa itu hitam, putih, merah...dsb...

Hingga akhirnya...kau tak hanya bisa membedakan tiap warna tetapi juga memadukannya,

Menghasilkan warna-warni yang amat indah dan mengagumkan.



Ketika...

Kemanjaan dan rengekanku menjadi amat mengherankan,

Bahkan kerap membuatmu tidak sabaran,

Pahamilah...

Bagaimana dulu...sebuah senyum tulus dan pelukan hangat selalu kau dapatkan,

Sebagai...jawaban untuk tiap pintamu.



Ketika...

Ingatanku menjadi amat tipis dan bahkan sering mengecewakanmu,

Pahamilah...

Betapa...jauh...jauh...di lubuk hatiku...aku tidak pernah melupakanmu,

Karena engkau adalah bagian dari diriku,

Hanya saja... anggota tubuhku yang tak lagi mampu mengekspresikannya padamu,

Seperti dulu...



Ketika...tubuhku...akhirnya hanya bisa berbaring...tergeletak tak berdaya,

Bagaimana dulu...dirimupun tergeletak tak berdaya di pelukan hangatku,

Mendapatkan segala hal dariku,

Memandikan, mengganti popokmu, memberimu makan dan minum bahkan...

Mengendongmu dan menimangmu agar engkau tertidur dengan lelapnya,

Dan...aku tak pernah mengeluh pun menyesali kehadiranmu,

Yang begitu kecil dan lemah.



Ketika...

Ah...tubuhku semakin renta dimakan usia,

Kemampuanku semakin surut diterpa ke-uzuran,

Tak lagi seperti dulu anakku,

Ketika...tubuh ini dan diri ini...begitu hijau, menyegarkan dan menghasilkan banyak hal,

Karena kini...

Kegersangan, kelemahan.. “nyaris” tak lagi dapat memberimu apa-apa,

Selain...”mungkin” beban demi beban...

Tetapi...

Bagiku...engkau tak pernah menjadi beban,

Karena engkau adalah “berkat dan anugrah terindah” yang DIA beri,

Yang membuat diriku semakin berarti.

Tak peduli...bagaimana “dulu” kau menyita hampir seluruh waktuku,

Jam tidurku, saat makanku, kebebasanku,

Bahkan...kerap...kau membuat mata ini berkaca dalam tiap tetesan air beningnya,



Ketika...kau sakit,

Ketika... kau jatuh dan terluka,

Ketika...kau tak patuh...

Tetapi...bagiku...kau selalu menjadi “berkat dan anugrah terindah”di hidupku..

Buah hatiku...

Maka...lirih ku berbisik di semua ketidakberdayaanku kini...

“Betapa aku tak ingin membebanimu dan menjadi bebanmu anakku”



HANYA...

KESENJAAN dan KEUZURAN TAK DAPAT TUK KU TOLAK,

Sebab...demikianlah ketetapan Tuhan untukku...bahkan untuk tiap yang hidup,

Ada waktu lahir...pun meninggal,

Ada waktu datang..pun pergi,

Ada waktu muda...pun tua,

Tak selalu...seperti dulu anakku.



Pahamilah...aku yang sudah tua dan renta ini,

Sebelum akhirnya...ajal menjemputku,

Betapa ingin selalu kusaksikan senyum tulusmu,

Sinar mata teduhmu,

Sentuhan lembutmu,

Dan...pelukan hangatmu,

Yang kan...tenangkan diriku...di semua keterbatasan diri...kini.

Aku sangat mencintaimu...anakku...selamanya..dan selamanya..



^Ku goreskan tuk tiap “anak-anak Ilahi” yang Tuhan tentukan sejak semula diciptakan

Untuk menjadi berkat...bagi setiap “mereka” yang kita sapa “PAPA dan MAMA”

Tetaplah yakin...kalau tidak ada yang salah ketika Tuhan menetapkan “mereka”

Sebagai orangtua kita, “mereka” ...PAPA dan MAMA...adalah yang terbaik...

Perlakukan mereka dengan cinta dan rasa hormat...sebab demikianlah ketetapan Tuhan^



Bandung 20 Januari 2011..



Aku dedikasikan tulisan di atas dengan apresiasi yang tinggi untuk PAPA dan MAMA ku..dan juga untuk kedua PUTRA ku..serta untuk semua anak di dunia ini,sebagai pengingat akan begitu berartinya orang tua untuk kita semua...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar