Kamis, 16 September 2010

PUTUS CINTA

Dalam setiap hubungan cinta,selalu ada kemungkinan untuk terjadinya perpisahan.Hubungan yang semula bak mimpi indah bisa berubah menjadi mimpi yang buruk,selanjutnya menjurus kepada perceraian bagi yang sudah terikat sebagai suami istri.Dalam setiap kejadian putusnya hubungan cinta ada rasa sakit,apalagi saat perasaan sudah bertaut sangat erat.Tautan emosional harus di lepaskan cepat atau lambat,dan setiap kali keputusan itu di ambil yang terjadi adalah kedua belah pihak yang terlibat pasti akan terluka.Satu hal yang harus kita sadari,adalah menerima kenyataan,bahwa kadang kadang kita adalah subjek gejolak emosi.Kenangan terhadap hal hal yang sudah di ungkapkan dan di lakukan bisa tiba tiba muncul dan memenuhi seseorang dengan luapan emosi.

Dalam keadaan seperti ini,sebagian orang berjalan linglung seperti orang yang "terluka".Jika tak ada lagi yang bisa di lakukan selain berpisah,yang pertama tama bisa kita lakukan adalah:MENERIMA HAL YANG TAK TERELAKKAN ITU."Kalau sikap ini tak mampu untuk kita lakukan yang terjadi adalah kita bisa"lumpuh"Dengan pikiran yang datang dan datang lagi,tentang bagaimana menambal sesuatu yang tak bisa di tambal.Persiapan mental amat di butuhkan sebelum kita menjalani beberapa tahapan sebelum sembuh dari akibat perpisahan.Jika sebuah perkawinan membuahkan anak,itu akan lebih berat lagi untuk mengatasinya.Butuh kematangan berpikir dan kerendahan hati untuk mengakhiri mahligai perkawinan tanpa membuat anak terluka yang lebih dalam lagi,dan yang terpenting hindari menjelekkan salah satu pasangan(ayah atau ibu) di depan anak anak,seburuk apapun itu..bagaimanapun itu adalah orang tuanya.

Di sini yang akan saya bahas adalah mengenai"putus cinta"itu sendiri,mengenai dampaknya terhadap anak akan saya bahas di tulisan saya yang berikutnya.Kembali kepada masalah "putus cinta" hal hal yang akan terjadi sebagai akibat dari terputusnya hubungan kasih itu adalah sbb:
Pertama tama,akan ada SHOCK,kita akan sulit menerima bahwa perpisahan itu benar benar telah terjadi.Setelah shock akan ada rasa GENGSI yang terluka.kita bisa merasa kehilangan muka,khususnya terhadap diri sendiri,Setelah shock dan kemudian bisa menguasai diri sendiri dan menemukan jalan untuk menyelamatkan harga diri,kita akan menghadapi kesepian dalam kesendirian,namun ini juga akan berlalu pada akhirnya.Tetapi yang harus di sadari ini tidak akan
berlalu dalam sehari atau seminggu.Perlu waktu,namun ini juga pasti akan berlalu.Selama masa ini kita harus hidup pada SAAT ini.Tidak ada gunanya memikirkan masa lalu dan mencemaskan masa depan,Hidup dari hari demi hari akan membantu kita melewati hari yang paling buruk.Dan kemudian tanpa kita sadari,kita tidak akan lagi terpengaruh oleh perpisahan itu sendiri dan bebas kembali.

Satu hal yang harus kita hindari selama pemulihan itu terjadi adalah menjauhkan diri dari melakukan hal hal yang bodoh,apalagi sampai melakukan bunuh diri,bahkan melakukan kekerasan,pembunuhan,karena patah hati.Itu adalah tindakan yang paling BODOH,dan sangat tidak bisa di tolerir.Ada juga yang melakukan bunuh diri secara EMOSI dengan menjadi gila karena frustrasi dan kecewa akibat patah hati.

Yang menjadi pertanyaan saya:mengapa kita harus menjalani penderitaan ini?"Saya merenungkan:inilah akibatnya kalau kita belum bisa mengembangkan pengertian terhadap kepastian hidup,dan pada akhirnya terperangkap dalam kericuhan emosi,menumbuhkan kemelekatan dan pengharapan yang berlebihan,tidak mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara yang boleh terjadi.

Hidup ini seperti gelombang di lautan,naik turun,terhempas,pecah bahkan menghilang.Satu saat ia menyenangkan dan di sambut dengan tangan terbuka:pada waktu lain bisa tidak menyenangkan dan agak berat di "pikul".Seperti pendulum yang berayun kekiri dan kekanan,keadaan yang di harapkan dan yang tak di harapkan datang menjumpai setiap orang tanpa terkecuali.

Orang mungkin menikmati keuntungan,tapi ingatlah di balik keuntungan selalu mengintai resiko kerugian.Ini berlaku juga untuk ketenaran,sanjungan dan kebahagiaan,yang selalu serta membawa lawan mereka,yakni nama buruk,hinaan dan kesengsaraan.Bagaimanapun setiap kondisi negatif yang timbul mungkin juga memberi harapan bahwa semua akan berubah menjadi lebih baik.Suatu kerugian bisa membawa keuntungan di masa depan,nama buruk bisa jadi ketenaran,hinaan bisa menjadi sanjungan,kesengsaraan bisa menjadi kebahagiaan.Semuanya bisa menjadi mungkin!

Dan masalah hati,sebagai bagian dari kondisi duniawi,tidak berbeda.Cinta di antara dua orang bisa tumbuh menjadi sesuatu yang mendalam dan dewasa,di pupuk dengan saling memberi tanpa pamrih,saling menghormati dan berbagi rasa.Hubungan ini bisa menjadi buruk ketika pihak pihak yang terlibat melanggar komitmen satu dengan yang lainnya atau ketika kondisi berubah tanpa kesalahan dari siapapun.

Satu cara untuk meringankan derita bathin atau frustrasi adalah dengan memahami tingkat kesulitan kita di bandingkan dengan yang di alami orang lain.Cobalah ingat berkah dan keberhasilan yang pernah kita alami,cobalah juga untuk mengingat bahwa masih ada orang yang membutuhkan kita.Janganlah terlalu melebih lebihkan masalah.Ingatlah pepatah:"Aku mengeluh tidak punya sepatu,sampai aku bertemu dengan orang yang tidak punya kaki".Banyak orang sukses di dunia ini yang tidak terlahir sempurna,namun kepedulian mereka terhadap orang lain membuat mereka tidak memikirkan kekurangan yang mereka miliki.

Cara lain untuk mengurangi beban masalah dengan merenungkan apa yang telah kita lewati,dalam keadaan serupa atau bahkan lebih buruk,dan bagaimana kita telah sanggup dengan kesabaran dan usaha keras menyelesaikan semua masalah.Dengan begitu kita tidak akan membiarkan diri kita terpuruk lebih dalam.Sebaliknya kita akan bertekad menyelesaikan masalah yang menghadang kita,apapun yang terjadi!Dengan pola pikir seperti ini kita akan mampu untuk memperoleh kembali KEPERCAYAAN DIRI dan akan mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sebesar apapun!

Cara ampuh lainnya adalah MENCURAHKAN WAKTU kita dengan BERBUAT BAIK dan MELAYANI orang lain.Dengan bersikap seperti ini kecil kemungkinan kita akan punya waktu untuk berkubang dalam kemurungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar