Bak seorang wartawati aku bertanya pada sekumpulan ibu-ibu yang sedang duduk manis di pinggir jalan tsb."Punten ibu.. kalau tanah kosong yang ini,mau di bangun apa ya?"seorang ibu menjawab:"katanya mah di sini teh mau di bangun show room mobil(dia sebutkan sebuah nama perusahaan otomotif terkenal di Indonesia)..oooo...kira-ki
Kemudian aku pulang kerumah,tidak sampai 1jam,si ibu datang ke rumahku dengan membawa,sebakul kecil "bayi-bayi ikan"..walah.....ini toh yang namanya impun(dalam hati ku berkata..kayaknya aku pernah melihat ikan ikan kecil ini di toko-toko yang menjual ikan hias,inikan umtuk makanan ikan lagi).
Aku bertanya pada si ibu:emang gak pahit ya..itukan ada perutnya..gimana ngebuang kotorannya?gimana ngebersihinnya?gak amis ya? jawab si ibu:di jamin neng..gak pahit..gak amis..enak pisan..benar neng..biar sama saya di bersihin dan di bumbui..neng mah tau beres dan tinggal ngegoreng aja.Di bak cuci piring ku si ibu mencuci dan membersihkan "bayi bayi ikan" itu,(demikian aku menyebutnya).dan memang impun itu hanya sebesar ikan teri,dan gak bisa di buang isi perutnya,ngebersihin ikannya hanya dengan di cuci aja.Kemudian si ibu "demo masak" di rumahku,dia minta aku menyediakan bumbu bumbu seperti:kunyit,jahe,bawang
Setelah si ibu pulang..sempat aku berpikir..kalau balong itu nanti di urug,ditimbun,kasian ibu ibu itu.,mereka gak bisa lagi nyari impun,otomatis gak ada penghasilan tambahan,yah.. masyarakat kecil lagi jadi korban si empunya uang dan usaha.Miris memang..tapi apa mau di kata,inilah lika liku hidup di kota besar.Kalau sudah begini aku kehabisan kata-kata deh!
Perkenalanku dengan impun,membawaku kembali kepada kenangan masa kecil saat liburan ke kampung nenekku(di sebuah desa di pedalaman kalbar),aku ikut mencari ikan di sungai, bukan bayi ikan,tapi "kanak-kanaknya ikan" dah sebesar jempol,dan di namakan ikan seluang,kalau di goreng kering,enak.. banget.Terpikir olehku..apakah impun ini juga akan seenak ikan seluang?
Dan tadi pagi aku bangun..langsung turun ke lantai bawah,menuju dapur,memanaskan minyak goreng,..dan impun ku keluarkan dari kulkas.Siiip..harap harap cemas aku menunggu ikan mateng,ku ingat pesan si ibu kemarin,kalau menggoreng impunnya, nanti jangan sampai tutung(gosong maksudnya).
Akhirnya mateng juga impunku...tiba saatnya aku dan kedua putraku sarapan bareng,dengan menu nasi panas+impun goreng+tumis buncis..hmmm...yummy..tern
Selama balong itu belum di timbun dan di bangun,ibu-ibu di lokasi itu masih bisa mencari impun dan mendapatkan penghasilan..tapi nanti....????bahkan aku dan putraku gak bisa makan goreng impun lagi..dan di mana ya aku mesti membelinya?
Dan inilah catatan kenanganku dengan balong..dan selamat berpisahpun mesti terucap..seperti pada sawah yang sedang menghijau..yang ku tulis dalam catatanku kemarin siang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar