Kamis, 20 Mei 2010

"BAYI_BAYI IKAN"

Sore kemarin,aku berdiri memandangi sawah yang terletak di jalan menuju ke rumahku yang akan di babat habis dalam beberapa hari ke depan,dan di lahan itu akan di bangun gudang perusahaan rokok terkenal,dan di samping sawah yang tanaman padinya sedang menghijau itu,ada sebuah lahan kosong yang dulu nya juga adalah sawah,kini berupa balong,dan lahan itu sudah di pagar seng.

Bak seorang wartawati aku bertanya pada sekumpulan ibu-ibu yang sedang duduk manis di pinggir jalan tsb."Punten ibu.. kalau tanah kosong yang ini,mau di bangun apa ya?"seorang ibu menjawab:"katanya mah di sini teh mau di bangun show room mobil(dia sebutkan sebuah nama perusahaan otomotif terkenal di Indonesia)..oooo...kira-ki
ra kapan di bangunnya ya?jawab si ibu:gak tau ya neng,kalau bisa mah jangan cepat-cepat di bangun..dah di balongnya teh banyak impun neng" haaah..impun tuh apa bu?"..itu neng ikan yang kecil-kecil.Cara masaknya teh,di goreng kering..itu teh enak pisan neng...oyaaa..Kemudian si ibu bertanya kembali padaku:"neng mau coba impun?..kalau mau saya cariin sekarang di balong.Jawabku:boleh-boleh..tapi kasi tau aku bumbu- bumbunya ya"..jawab si ibu:ah..itu mah gampang neng.

Kemudian aku pulang kerumah,tidak sampai 1jam,si ibu datang ke rumahku dengan membawa,sebakul kecil "bayi-bayi ikan"..walah.....ini toh yang namanya impun(dalam hati ku berkata..kayaknya aku pernah melihat ikan ikan kecil ini di toko-toko yang menjual ikan hias,inikan umtuk makanan ikan lagi).

Aku bertanya pada si ibu:emang gak pahit ya..itukan ada perutnya..gimana ngebuang kotorannya?gimana ngebersihinnya?gak amis ya? jawab si ibu:di jamin neng..gak pahit..gak amis..enak pisan..benar neng..biar sama saya di bersihin dan di bumbui..neng mah tau beres dan tinggal ngegoreng aja.Di bak cuci piring ku si ibu mencuci dan membersihkan "bayi bayi ikan" itu,(demikian aku menyebutnya).dan memang impun itu hanya sebesar ikan teri,dan gak bisa di buang isi perutnya,ngebersihin ikannya hanya dengan di cuci aja.Kemudian si ibu "demo masak" di rumahku,dia minta aku menyediakan bumbu bumbu seperti:kunyit,jahe,bawang putih,garam dan vetsin(tapi aku gak mau pake vetsin)cukup di tambah garam aja,dengan lincahnya si ibu ngulek bumbu.Yes..siap juga..bayi bayi ikan sudah di bumbui,kemudian masuk kulkas.Dan ibu itu menjual impun kepadaku dengan harga Rp 10 ribu.Cukup murah!Lumayan untuk menambah penghasilan...

Setelah si ibu pulang..sempat aku berpikir..kalau balong itu nanti di urug,ditimbun,kasian ibu ibu itu.,mereka gak bisa lagi nyari impun,otomatis gak ada penghasilan tambahan,yah.. masyarakat kecil lagi jadi korban si empunya uang dan usaha.Miris memang..tapi apa mau di kata,inilah lika liku hidup di kota besar.Kalau sudah begini aku kehabisan kata-kata deh!

Perkenalanku dengan impun,membawaku kembali kepada kenangan masa kecil saat liburan ke kampung nenekku(di sebuah desa di pedalaman kalbar),aku ikut mencari ikan di sungai, bukan bayi ikan,tapi "kanak-kanaknya ikan" dah sebesar jempol,dan di namakan ikan seluang,kalau di goreng kering,enak.. banget.Terpikir olehku..apakah impun ini juga akan seenak ikan seluang?

Dan tadi pagi aku bangun..langsung turun ke lantai bawah,menuju dapur,memanaskan minyak goreng,..dan impun ku keluarkan dari kulkas.Siiip..harap harap cemas aku menunggu ikan mateng,ku ingat pesan si ibu kemarin,kalau menggoreng impunnya, nanti jangan sampai tutung(gosong maksudnya).

Akhirnya mateng juga impunku...tiba saatnya aku dan kedua putraku sarapan bareng,dengan menu nasi panas+impun goreng+tumis buncis..hmmm...yummy..ternyata si ibu gak ngelebih-lebihin..enak,renyah dan gurih...gak kalah ama ikan seluang,trima kasih ibu...emuachhh..dan saat aku bertanya pada kedua putraku bagaimana rasa dari "bayi-bayi ikan" itu...putraku bilang.."enak koq mi..gak amis"

Selama balong itu belum di timbun dan di bangun,ibu-ibu di lokasi itu masih bisa mencari impun dan mendapatkan penghasilan..tapi nanti....????bahkan aku dan putraku gak bisa makan goreng impun lagi..dan di mana ya aku mesti membelinya?

Dan inilah catatan kenanganku dengan balong..dan selamat berpisahpun mesti terucap..seperti pada sawah yang sedang menghijau..yang ku tulis dalam catatanku kemarin siang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar